Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan dan ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain.
Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
B. Penyebab Mengapa Manusia Mempunyai Harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu:
1. Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, sedih , dsb
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a. Kelangsungan hidup (survival)
Setiap dari kita selalu ingin Isurvive dalam setiap keadaan. Meski sebagian orang lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya meski sebenarnya kontrak hidupnya belum habis. Tapi, saya yakin itu hanya sebagian kecil saja.
b. Keamanan
Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan rasa perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Tapi, sebagai manusia yang berakal, kita harusnya mendahulukan kewajiban ketimbang hak. Termasuk dalam masalah “cinta”. Kalau kita ingin menuntut hak kita untuk dicintai orang tua kita, yaaa kita lebih dulu mencintai mereka, karena itu kewajiban kita.
d. Status
Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa diri kita.
e. Perwujudan cita-cita
Pada dasarnya itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
Harapan saya (5-10 tahun kedepan) :
1. Lulus tepat waktu dan mendapatkan IPK yang diharapkan (diatas 3,5)
2. Ingin lancar / menguasai beberapa bahasa asing supaya bisa menjadi bekal untuk bekerja di perusahaan internasional.
3. Ingin memiliki kegiatan sampingan yaitu menjadi public speaker di seluruh indonesia
4. Setelah memiliki penghasilan dan sudah sukses dalam berkarir, saya ingin memenuhi kebutuhan saya sendiri yaitu membangun studio gaming besar di dalam rumah
5. Memberangkatkan Orang tua Umrah dan Haji
6. Membeli kendaraan pribadi dari uang hasil kerja sendiri supaya bisa travelling bersama keluarga
7. Ingin memiliki pemimpin keluarga yang bijaksana dan siap menjadi Imam yang bisa membimbing ke jalan yang lebih baik
8. Setelah berkeluarga, saya ingin bisa membantu suami untuk menafkahi anak-anak dan ingin mendidik / melatih anak-anak menjadi pribadi yang positif
9. Ingin membangun ladang & peternakan sapi yang sehat dan berkualitas
10. Ingin lebih menggalakan gerakan penghijauan di beberapa kawasan Indonesia
Sumber :
https://tulisankamila.wordpress.com/2016/12/16/131/
https://www.kompasiana.com/shepty_dhea/5500e4b3a3331137725123b8/apa-sebab-manusia-mempunyai-harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar