Mitos secara etimologi adalah sebuah tipe pembicaraan atau wicara (a type of speech). Mitos menurut substansinya merupakan hal yang menyesatkan, karena mitos adalah semacam wicara, segalanya dapat menjadi mitos hal itu disampaikan lewat wacana (discourse). Artinya mitos tidak didefinisikan dan diklaim oleh objek pesannya melainkan didefinisikan oleh cara penyampaian pesan.
ØContoh Mitos :
TELAGA WARNA
Dahulu kala di Jawa Barat, ada Raja dan Permaisuri yang belum juga dikaruniai keturunan. Padahal, mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Raja akhirnya memutuskan untuk pergi bertapa ke hutan. Di sana, beliau juga terus berdoa pada Yang Maha Kuasa agar memberikan seorang anak pada mereka. Doa mereka akhirnya terkabut, Raja dan Permaisuri dikaruniai seorang putri yang elok. Tak hanya mereka berdua yang gembira, seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri. Raja dan Permaisuri menyayangi dan memanjakan putrinya. Segala keinginannya pasti dituruti.
Tak terasa, Putri tumbuh menjadi gadis yang cantik. Sebentar lagi, dia akan berulang tahun ketujuh belas. Raja akan mengadakan pesta besar-besaran dan semua rakyat diundang ke pesta itu. Raja dan Permaisuri menyiapkan hadiah istimewa untuk Putri. Hadiah itu adalah kalung yang diuntai dari permata warna-warni. Kalung itu amat indah.
Saat pesta berlangsung, Raja menyerahkan kalung itu. “Ini hadiah dari kami. Kau pasti menyukainya. Lihat, indah sekali bukan?” Raja pun bersiap mengalungkan kalung itu ke leher sang putri. Namun, di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu. “Aku tak suka kalung ini, Ayah,” tolaknya.
Raja dan Permaisuri saling berpandangan. Permaisuri lalu berusaha membujuk putrinya dengan lembut. Beliau mendekat dan hendak memakaikan kalung itu ke leher Putri.
“Aku tidak mau! Aku tak suka kalung itu!” teriak sang Putri sambil menepis tangan Permaisuri. Tak sengaja, kalung itu pun terjatuh. Permatanya tercerai-berai berjatuhan di lantai. Rakyat yang hadir terpana melihat kejadian ini. Permaisuri amat sedih. Beliau lalu terduduk dan menangis.
Mendengar tangisannya yang menyayat hari, beberapa wanita yang hadir di pesta itu ikut menangis. Para pria akhirnya juga turut menangis. Seluruh rakyat yang hadir menangis. Mereka sedih melihat tingkah laku Putri yang mereka sayangi.
Tak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air yang cukup deras dan menghanyutkan permata-mata yang berserakan di lantai. Air itu mengalir ke luar istana dan membentuk sebuah danau yang luas. Anehnya, air danau itu berwarna-warni seperti warna permata yang ada di kalung putri. Danau tersebut kini dikenal dengan nama Telaga Warna.
· Hikmah / Pesan Moral :
Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Sabar dan terimalah apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita. Sebab, apa pun keputusan-Nya pasti mempunyai maksud baik untuk kita.
2. Hargailah pemberian orang lain agar mereka senang. Jangan pernah mengecewakan mereka.
Daftar Pustaka :
Iskandar, D.S., & Lestari, R. (2016). Mitos jurnalisme. Jakarta : Penerbit Andi.
Kristiani, D. (2014). 100 cerita rakyat nusantara. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Sumbangsari, S. (2008). Kumpulan cerita rakyat nusantara. Jakarta: PT Wahyu Media
Sumber :